tentang saya

tentang saya
korps Brimob

Minggu, 31 Oktober 2010

cerita ini di karang oleh rekan saya dri YPS Soroako


CINTA dan WAKTU

oleh -whiidya Mukaddis- pada 03 Juni 2010 jam 17:39
Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada CINTA, Kesedihan, Kekayaan, kegembiraan dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik

Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak bisa berenang dan tak mempunyai perahu . Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA.

Tak lama CINTA melihat Kekayaan sedang mengayuh. “Kekayaan! Kekayaan! Tolong aku!” teriak CINTA. “Aduh! Maaf, CINTA!” kata Kekayaan, “perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku Tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagi pula tak ada tempat lagi di perahu ku ini”.

Lalu Kekayaan cepat-cepat mengayuh perahunya pergi. CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!”, teriak CINTA. Namun Kegembiraan terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan CINTA.

Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik. Tak lama lewatlah Kecantikan. “Kecantikan! Bawalah aku bersamamu!”, teriak CINTA. “Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini”. Sahut Kecantikan.

CINTA sedih kali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak. Saat itu lewatlah Kesedihan. “Oh, Kesedihan, bawalah aku bersamamu”, kata CINTA. “Maaf, CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendiri saja…” kata Kesedihan sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan menenggelamkannya. Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “Cinta! Mari cepat naik ke perahunku!” Cinta menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat Cinta naik perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya.

Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan Cinta dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah Cinta sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. Cinta segera menanyakan kepada seorang penduduk dipulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah WAKTU” kata orang itu. “Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku” tanya CINTA heran. “sebab”, kata orang itu, “hanya WAKTU lah yang tau berapa nilai sesungguhnya dari CINTA itu…”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar