tentang saya

tentang saya
korps Brimob

Selasa, 23 November 2010

ANTROPOGENIK PENGGUNAAN CFC TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN SOLUSINYA


ANTROPOGENIK  PENGGUNAAN CFC TERHADAP
 PERUBAHAN IKLIM DAN SOLUSINYA

KARYA TULIS ILMIAH
Disusun dalam rangka mengikuti lomba karya tulis ilmiah Remaja
Se-Sulawesi Selatan dan Barat yang dilaksanakan oleh LPM Penalaran
 Universitas Negeri Makassar Tahun 2010




DISUSUN OLEH

AHMAD ZULKARNAIN
ERWIN.R
FIRDHAYANTY



SMA NEGERI 1 SEGERI
KABUPATEN PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
TAHUN PELAJARAN 2010






HALAMAN PENGESAHAN
No. 422/072/SMA/2010
Karya tulis dengan judul :
ANTROPOGENIK PENGGUNAAN CFC
TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DAN SOLUSINYA
Yang disusun oleh :
NAMA: AHMAD ZULKARNAIN
NIS       : 08-5379
NAMA: ERWIN. R
NIS       : 08-5438
NAMA: FHIRDAYANTY
NIS      : 09-5707
Telah di periksa  dan disahkan untuk di ikutkan pada lomba INOVASI(Integrasi potensi ilmiah dan kreativitas generasi muda)  yang di laksanakan oleh LPM Penalaran Universitas Negeri Makassar (UNM)
Segeri 30 Maret 2010
                                              

        Disahkan Oleh                                                               Pembimbing                                                                    
Kepala SMA Negeri 1 SEGERI

D r s. H  Nurdin  Dalle                                                      Rusalam, S.Pd                                
NIP:  19620101 198601 1 012                                      NIP 19700512 199703 1 011








ABSTRAK
Ahmad zulkarnain dkk, 2010 “Antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim dan solusinya”di bimbing Rusalam                                            Penulisan karya ilmiah ini di bertujuan untuk mengetahui; keadaan iklim di permukaan bumi pada saat  ini, pengaruh antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim, peran serta masyarakat Indonesia dalam meminimalisir penggunaan CFC(choloroflourcarbon).                                                                                                            Karya tulis ilmiah ini termasuk jenis studi pustaka, metode penulisan ditempuh dengan mengum pulkan literatur, mengkaji literatur dan merumuskan opini serta menyusun karya tulis secara sistematis.                                                        Berdasarkan tujuan penulisan dan pembahasan maka dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut;
a.       Kondisi iklim dunia sekarang semakin memprihatinkan hal ini di sesuai dengan laporan PBB,  Dari  bencana yang terjadi dalam beberapa tahun ini adalah akibat dari perubahan iklim dan pemanasan global. Bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi dan menewaskan ribuan orang dari berbagai negara setiap tahun. Bencana banjir, terjadi karena curah hujan ekstrem akibat gangguan cuaca. Bencana  kekeringan yang mengakibatkan kelangkaan air dan gagal panen yang sedang marak sekarang juga merupakan akibat gangguan cuaca.
b.      Antropogenik penggunaan CFC  menyumbang 15% terjadinya efek rumah kaca yang berakibat kenaikan suhu bumi atmosfer dan selanjutnya mengubah iklim secara global. Bahaya penggunaan CFC bagi lingkungan baru diketahui tahun 1974 dengan hipotesa penipisan lapisan ozon, CFC di lapisan stratosfer akan melepaskan khlorin karena terkena sinar matahari. Khlorin selanjutnya bereaksi dengan ozon membentuk khlorin monoksida (ClO) dan oksigen, namun ClO akan terurai lagi melepaskan khlorin, selanjutnya proses penguraian ozon ini terjadi berulang sampai lebih 10.000 kali.
c.       Peran strategis Indonesia dalam meminimalisir penggunaan CFC yaitu sekarang ini Indonesia berencana untuk melarang impor  metil bromida dan CFC yang merupakan BPO (Bahan Perusak Ozon), mulai 1 Januari 2008, atau dua tahun lebih cepat dari tenggang waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk penghapusan CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil bromida. Secara praktis masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi meminimalisir penggunaan CFC dengan melakukan upaya-upaya  sebagai berikut ; tinggalkan semua produk yang menghasilkan CFC, segera dipikirkan atau di rancang peralatan yang non CFC, gerakan Remaja anti CFC, menebus CFC


KATA PENGANTAR
Bismillahirahmani rahim
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karya ilmiah ini berhasil diselesaikan,meskipun dalam bentuk isi yang masih sangat sederhana.
Dalam penulisan ini, kami sudah mengerarahkan segala upaya dan kemampuan, namun kami menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak sepi dari kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya kritikan konstruktif dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan dan kemanfaatanya di masa depan.
Dalam upaya penyelesaian karya ilmiah ini, tidak terkira besarnya nilai bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik berupa informasi, sumbangan data, dorogan semangat, dan bantuan materil. Oleh karena itu maka penulis mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi tingginya terutama kepada yang terhormat :
1. Kepala sekolah SMA Negeri  1 Segeri, Bapak Drs. H Nurdin Dalle yang telah   membina SMA Negeri 1 Segeri.
2. Bapak Rusalam S.Pd. selaku Pembina Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Segeri.
3. Semua anggota Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 1 Segeri yang telah memberikanmotifasi dan dukungan dalam penyelesaian karya ilmiah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT. Senantiasa meridohi langkah dan usaha kita, dengan harapan karya ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca, amin !
                                                                                                                    
                                                                                                                     Tim Penulis







DAFTAR ISI
HalamanJudul................................................................................................................ i
Halaman Pengesahan. .................................................................................................. ii
Abstrak........................................................................................................................ iii
Kata Pengantar..............................................................................................................iv
Daftar Isi........................................................................................................................v
BABI PENDAHULUAN...............................................................................................1
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................  2
D.    Manfaat Penulisan.......................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.........................................................................................3
A.  Dinamika iklim.............................................................................................3
B.     Penggunaan Chloro Fluoro Carbon(CFC )..................................................4
C.     Mekanisme Perusakan Ozon........................................................................6
BAB III METODOLOGI PENULISAN.......................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................9
A. Keadaan Iklim Bumi…………….................................................................9
B. Pengaruh Antropogenik Penggunaan CFC Terhadap Perubahan Iklim......10
C. Peran Strategis Indonesia Meminimalisir Penggunaan CFC………...…...13
BAB V PENUTUP......................................................................................................16
A. Kesimpulan.................................................................................................16
B. Saran............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................................19



 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia sangat terkenal dengan keindahannya serta sumber daya alam yang sangat kaya, baik  kedaan alamnya maupun  flora dan faunanya. Akan tetapi banyak orang yang tak bertanggung jawab melakukan  kegiatan eksploitasi yang sifatnya merusak sumber daya alam. Kerusakan yang terjadi bukan hanya di darat, tetapi di laut dan udarapun sudah merajalelah.
Aktifitas eksploitasi yang sifatnya merusak seperti di atas,  sangat bertolak belakang dengan tujuan Allah SWT menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini yang sebagaimana dijelaskan dalam surah Al-Baqarah ayat 30 yang artinya” mengapa engkau ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini sedangkan mareka hanya dapat melakukan pertumpahan darah dan Allah berkata sesungguhnya segala sesuatu yang ku ketahui tidak kamu ketahui”  jadi apabila kita mangacu pada ayat tadi sangat berbeda dengan kenyataan yang kita lihat pada lingkungan kita. Banyak sekali kerusakan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan iklim dan pemanasan global.
Perubahan  iklim yang terjadi, disebabkan oleh banyak faktor diantaranya illegal logging di daerah tropis, emisi gas karbon dioksida terutama di Negara maju, penggunaan  CFC, bidang peternakan dan sebagainya.  
Diantara faktor  penyebab perubahan iklim tersebut, kami tertarik untuk membahas tentang penggunaan CFC serta dampaknya terhadap perubahan iklim, selanjutnya menawarkan butir-butis solusi sebagai peran strategis masyarakat Indonesia untuk mengantisipasi hal tersebut.




B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut;
1. Bagaimanakah keadaan iklim bumi sekarang  ini ?
2. Sejauh mana pengaruh  antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim ?
3. Bagaimana peran strategis masyarakat Indonesia meminimalisir penggunaan CFC ?
C. Tujuan Penulisan
Karya tulis ini bertujuan untuk menjelaskan kepada pembaca tentang :
1. Keadaan iklim di permukaan bumi pada saat  ini
2. Pengaruh antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim
3. Peran strategis masyarakat Indonesia meminimalisir penggunaan CFC

D. Manfaat penulisan
Karya tulis ini diharapkan bermanfaat  sebagai berikut :
1. Agar pembaca mengetahui keadaan iklim di permukaan bumi saat ini
2. Agar pembaca mengetahui pengaruh antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim
3. Agar masyarakat sadar tentang perlunya meminimalisir penggunaan CFC dalam rangka  mengatasi perubahan iklim global



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.    Dinamika iklim
Iklim bisa diartikan sebagai kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. (AsianBrain.com)       
Ada empat macam iklim yang dikenal: iklim tropis, kering (gurun pasir), sedang, dan kutub. Unsur-unsur iklim sama dengan unsur-unsur cuaca, yaitu suhu udara, pancaran matahari, tekanan udara, angin, kelembaban udara, hujan, keadaan awan, embun, dan sebagainya. Unsur iklim bersifat stabil tidak seperti unsur cuaca yang selalu berubah. Perubahan iklim berlangsung dalam priode yang lama dan meliputi areal yang sangat luas, bahkan seluruh permukaan bumi. Wilayah-wilayah berbeda dibelahan bumi ini memiliki pola cuaca yang berbeda. Beberapa wilayah memiliki tingkat curah hujan yang sangat tinggi sementara wilayah lainnya tetap kering. Selama satu tahun penuh, cuaca di suatu negara dapat berubah-ubah.
Iklim adalah pola cuaca yang telah terbentuk sejak lama. Pola perubahan cuaca panas dan dingin, lembab atau kering, tercatat kurang lebih sama selama 30 tahun. Iklim di berbagai penjuru dunia berbeda-beda karena sinar matahari tidak menyinari semua wilayah permukaan bumi secara merata. Wilayah-wilayah di sekitar ekuator (khatulistiwa) mendapatkan sinar terbanyak. Angin dan arus laut berperang penting dalam penyebaran udara hangat keberbagai penjuru bumi.
            Pada dasarnya bumi selalu mengalami perubahan iklim dari waktu ke waktu. Hanya saja di masa lampau perubahan tersebut berlangsung secara alami sedangkan saat ini perubahan iklim lebih disebabkan oleh ulah manusia sehingga sifatnya lebih cepat dan drastis. (Majalah Dokter Kita Edisi Mei 2008 hal.24)

B.   Penggunaan Chloro Fluoro Carbon (CFC)
Awal dari munculnya CFC di mulai pada saat sebuah bukti ilmiah yang pertama kali muncul pada awal tahun 1970-an, bahwa bahan-bahan kloroflourkarbon mengancam pelindung ozon di bagian atmosfer bumi bagian atas. Kalangan industri dengan cepat mempertanyakan studi-studi baru itu dan berpendapat bahwa dunia tidak akan hidup tanpa CFC. Ini merupakan bahan-bahan kimia yang ajaib, kata mereka lamban, tidak beracun dan dengan cepat menyebar ke mana-mana dalam berbagai macam hal mulai dari lemari es, sampai penyekat busa dan penghasil cip-cip silikon.
Setelah melalui pertarungan yang sulit para pemerintah di Amerika dan Skandinavia menyetujui pembatasan dari sejumlah CFC, tetapi penggunaan-penggunaan yang paling sepele, dalam kaleng-kaleng beraerosol. Di seluruh dunia, produksi CFC terus menanjak, meningkat dengan hampir separuh antara 1975 dan tahun 1988.
Pada awal tahun 1980 bukti semakin bertambah bahwa kerusakan lapisan ozon oleh CFC serta kemerosotan panen dan kemungkinan wabah penyakit kanker  kulit yang dapat di timbulkan akibat penipisan ozon kembali menjadi perhatian para pengambil keputusan. Kali ini perkaranya bahkan menjadi lebih berat, dan penemuan lubang yang mengkhawatirkan di lapisan ozon di atas antartika membuat masalah ini menjadi masalah umum yang dibahas dengan luas di pers.
Pemakaian CFC secara berlebihan dan berkelanjutan dalam berbagai penggunaannya seperti bahan pendingin pada AC, busa untuk insulasi, perabotan (furniture), tempat duduk di kendaraan, dry clean, pada industri elektronik makin menambah kadar pencemaran udara yang pada akhirnya menimbun di lapisan atmosfer bumi.
Pada Protokol Montreal 1987 yang dihadiri oleh 50 negara dan Vienna Convention 1988 yang menetapkan pengurangan bertahap produksi CFC berdasarkan produksi 1986, yaitu sebesar 20% tahun 1993 dan meningkat menjadi 50% tahun 1998, menurut protokol Montreal pembatasan dikenakan pada beberapa mesin pendingin yang menggunakan CFC 11, 12, 113, 114 dan CFC 115., diantara semua CFC tersebut CFC 11 yang mempunyai daya rusak terbesar karena persentase khlorinnya terbesar.
Menurut penelitian, sejak diproduksi CFC telah terjadi peningkatan emisi CFC ke atmosfer dari 100 ton pada tahun 1931 menjadi 650 ton tahun 1985, yaitu dengan laju kenaikan lima persen setahun. Untuk pendingin AC, alternatif pengganti CFC 12 adalah HFC 134a (Hidro- khloro-fluoro-carbon) dan CFC 11 dengan HCFC-123. Saat ini kedua senyawa tersebut dalam taraf pengujian terhadap daya racun dan kehandalannya dari segi keamanan dan teknis. HCFC merupakan golongan faktor penipisan ozon (ODF) yang relatif lebih rendah dibanding dengan CFC berkisar antara CFC 11 dan 12 memiliki ODF 1 HCFC mempunyai ODF rendah karena satu atom klorin diganti dengan atom hidrogen, sehingga total berat relatif khlor berkurang. HCFC bersifat tidak stabil sehingga belum sampai ke lapisan ozozn sudah terurai lebih dulu.
 CFC digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya melalui peralatan berikut ;
1.AC
2.Kulkas
3.Bahan  pendorong penyembur(aerosol) di antaranya kaleng penyemprot parfum
4. Pembuatan busa
5. Bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun dalam atmosfer sebelum dihapuskan.




C.             Mekanisme Perusakan Ozon
Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.
Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar UV memasuki bumi. Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan ‘lubang’ tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal pada lewat musin semi atau awal musim panas.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober 1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di seluruh Antartika.
OZON (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu kamar. Ikatan antar atom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen yang terdiri atas dua atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan bereaksi dengan molekul yang lain. Lapisan ozon yang terdapat di stratosphere, kira-kira 10-50 km di atas permukaan bumi, memegang peranan yang sangat berharga untuk melindungi kita dari bahaya sinar ultraviolet Secara alamiah ozon terutama terbentuk dari hasil proses fotodisosiasi, di mana matahari mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses ini. Di samping itu, di permukaan bumi ada precursor ozon yaitu gas-gas yang mengakibatkan terbentuknya ozon seperti metana (CH4), nitrogen oksida (NO) dan karbon monoksida (CO). Uap air dan klorin merupakan bahan perusak ozon. Seperti yang di tunjukkan pada gambar 1.

                 Gambar 1. Molekul-molekul gas CFC yang merusak lapisan ozon
Gas-gas ini, baik gas pembentuk ozon maupun gas perusak ozon, biasanya merupakan gas-gas polutan dan banyak terdapat pada daerah-daerah yang mempunyai tingkat polusi yang tinggi. ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup luas. Secara alamiah, alam telah mengatur fenomena transportasi yang akan membawa gas-gas yang terdapat di permukaan bumi ini ke lapisan di atasnya dan mendistribusikan ozon ke daerah lintang yang lebih tinggi, dan terakumulasi di daerah kutub.ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang 400 nm yang dipancarkan matahari yang dikenal sebagai radiasi UV-B. Radiasi UV-B yang menembus atmosfer akan mencapai bumi tanpa filter dari lapisan ozon dan menimbulkan radiasi UV-B secara berlebih.
Choloroluorocarbon (CFC) Tetapi sejak tahun 1970 an, zat-zat kimia seperti chlorofluorocarbon (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah menyebabkan penipisan lapisan ozon. Karena zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga bisa mencapai stratosphere secara utuh. Ketika berada di stratosphere, zat kimia ini dirubah oleh radiasi ultraviolet dari sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin perusak ozon. Dan setelah lapisan ozon menipis, jumlah bahaya ultraviolet yang mencapai bumi bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistim, kanker kulit khususnya bagi orang-orang yang suka berjemur, dan katarak.
BAB III
METODE PENULISAN
Dalam penulisan karaya ilmiah ini kami mengumpul dan mengolah data dengan menggunakan metode penulisan yang berdasarkan:
a. Studi literatur dengan mencari kajian-kajian dari buku panduan,dan media cetak yang berhubungan dengan judul yang kami angkat.
b.  Mengambil dan mendownload kajian-kajian pustaka yang berhubungan dengan climate change (perubahan iklim).
c.  Melalui opini-opini yang dikembakan dari materi dan hasil kajian dari literatur yang telah di kumpulkan.










BAB IV
PEMBAHASAN
A. Keadaan Iklim Bumi
Menurut laporan PBB,  dari  bencana yang terjadi dalam beberapa tahun ini adalah akibat dari perubahan iklim. Bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi dan menewaskan ribuan orang dari berbagai negara setiap tahun. Bencana banjir, terjadi karena curah hujan ekstrem akibat gangguan cuaca dan selain karena curah hujan yang tinggi juga karena banyaknya masyarakat setempat yang membuang sampah di sembarang tempat khususnya di sungai atau aliran aliran air lainnya. Selain banjir, masih ada bencana lain seperti gelombang panas yang menyebabkan kekeringan, kenaikan permukaan laut, kelangkaan pangan, kelangkaan air bersih, gelombang pengungsi, gempa bumi, lumpur lapindo, angin topan, kepunahan spesies akibat pemburuan liar oleh para pemburu yang hanya ingin mengambil keuntungan , penyebaran penyakit, dan sebagainya.
Selain dari berbagai bencana di atas, pemanasan global juga membawa satu potensi bencana besar bagi planet kita. Ternyata di bawah lapisan es kutub utara tersimpan karbon dan metana dalam jumlah besar.  Planet bumi menyimpan metana beku dalam jumlah yang sangat besar yang disebut dengan methane hydrates atau methane clathrates. Metana beku banyak ditemukan di kutub utara dan kutub selatan, dimana suhu permukaan air kurang dari 0 derajat Celcius, atau dasar laut pada kedalaman lebih dari 300 meter, dimana temperatur air ada di kisaran 20° Celcius. Bila es mencair, maka kedua gas rumah kaca ini akan dilepaskan ke atmosfer. Jumlahnya tidak main-main, lapisan es Kutub Utara mengandung 2 kali lipat jumlah karbon yang ada di atmosfer. Penelitian dua puluh lebih ilmuwan lingkungan yang dikepalai oleh Profesor Ted Schuur dari University of Florida yang dimuat dalam jurnal Bioscience edisi September 2008 menunjukkan bahwa 1.672 miliar metrik ton karbon terkurung di bawah lapisan es dan jumlah ini dua kali lipat dari 780 miliar ton karbon yang ada di atmosfer saat ini.
Ancaman serius juga berasal dari endapan hidrat metana yang tersimpan di dasar laut. Endapan ini terdapat di seluruh pinggir benua dan terlepas bila laut menjadi panas. Dengan hilangnya lapisan es yang mengakibatkan 90% panas matahari langsung masuk ke dalam lautan, endapan metana ini bisa terlepas dari dasar laut.
Salah satu pemicu dari pemanasan global yang tak kalah menghawatirkannya yaitu clourflourcarbon (CFC) , CFC bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 – 50 km). Molekul CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan lubang ozon.

B. Pengaruh Antropogenik Penggunaan CFC Terhadap Perubahan Iklim
Ozon (O3) adalah molekul yang terdiri dari tiga atom oksigen yang berbentuk gas pada suhu kamar. Ikatan antar atom oksigen dalam molekul ozon ini agak lemah dibandingkan dengan molekul oksigen yang terdiri atas dua atom (O2), sehingga salah satu dari ketiga atom oksigennya mudah lepas dan bereaksi dengan molekul yang lain. Lapisan ozon yang terdapat di stratosphere, kira-kira 10-50 km di atas permukaan bumi, memegang peranan yang sangat berharga untuk melindungi kita dari bahaya sinar ultraviolet Secara alamiah ozon terutama terbentuk dari hasil proses fotodisosiasi, di mana matahari mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses ini. Di samping itu, di permukaan bumi ada precursor ozon yaitu gas-gas yang mengakibatkan terbentuknya ozon seperti metana (CH4), nitrogen oksida (NO) dan karbon monoksida (CO). Uap air dan klorin merupakan bahan perusak ozon. Gas-gas ini, baik gas pembentuk ozon maupun gas perusak ozon, biasanya merupakan gas-gas polutan dan banyak terdapat pada daerah-daerah yang mempunyai tingkat polusi yang tinggi.
Ozon terutama terbentuk dan terurai di daerah ekuator di mana terdapat hutan tropis yang cukup luas. Secara alamiah, alam telah mengatur fenomena transportasi yang akan membawa gas-gas yang terdapat di permukaan bumi ini ke lapisan di atasnya dan mendistribusikan ozon ke daerah lintang yang lebih tinggi, dan terakumulasi di daerah kutub. Ozon mengabsorpsi radiasi ultraviolet yang mempunyai panjang gelombang 400 nm yang dipancarkan matahari yang dikenal sebagai radiasi UV-B. Radiasi UV-B yang menembus atmosfer akan mencapai bumi tanpa filter dari lapisan ozon dan menimbulkan radiasi UV-B secara berlebih.
Penyelidikan bahkan membuktikan CFC juga menyumbang 15% terjadinya efek rumah kaca yang berakibat kenaikan suhu atmosfer bumi. Bahaya penggunaan CFC bagi lingkungan baru diketahui tahun 1974 dengan hipotesa penipisan lapisan ozon, CFC di lapisan stratosfer akan melepaskan khlorin karena terkena sinar matahari. Khlorin selanjutnya bereaksi dengan ozon membentuk khlorin monoksida (ClO) dan oksigen,namun ClO akan terurai lagi melepaskan khlorin, selanjutnya proses penguraian ozon ini terjadi berulang sampai lebih 10.000 kali.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh Prof. Sherwood Rowland dan Prof. Mario Molina dari University of California, mengatakan bahwa gas-gas CFC menimbulkan penipisan lapisan ozon. Peningkatan sinar ultraviolet yang disebabkan oleh penipisan lapisan ozon mungkin bukan hanya memberikan efek yang  tidak  baik terhadap kesehatan seperti kanker kulit dan katarak, tetapi juga  dapat menyebabkan pemanasan global yang juga membawa satu potensi bencana besar bagi planet kita. Cholorofluorocarbon (CFC) sering menjadi pilihan untuk pemakaian dalam jumlah besar karena toksisitasnya yang rendah sehingga resiko pemakaiannya juga dianggap rendah. Saat ini pemakaian CFC dilarang karena klorin yang ada dalam bahan kimia ini mempengaruhi terhadap penipisan lapisan ozon.
Sejak tahun 1970 an, zat-zat kimia seperti chlorofluorocarbon (CFC) dan hydrochlorofluorocarbon (HCFC) sudah menyebabkan penipisan lapisan ozon. Zat kimia perusak lapisan ozon ini sangat stabil, sehingga bisa mencapai stratosphere secara utuh. Ketika berada di stratosphere, zat kimia ini dirubah oleh radiasi ultraviolet dari sinar matahari dan mengeluarkan atom-atom klorin perusak ozon. Setelah lapisan ozon menipis, jumlah bahaya ultraviolet yang mencapai bumi bertambah antara lain menyebabkan perubahan ekosistem, kanker kulit, katarak, dan tak kalah besar dampaknya terhadap perubahan iklim dunia  Chlorofluorocarbon (CFC) dikembangkan oleh Dr. Thomas Midgley pada tahun 1928 sebagai pengganti amoniak, pendingin pada lemari es. CFC juga digunakan secara luas sebagai pembentuk buih, detergen dan sebagai air conditioner, gas pendorong (spray), pembersih dan plastik foam, serta bahan pemadaman kebakaran dikarenakan sifat-sifatnya yang sangat stabil, dan menjadi suatu zat kimia yang sangat penting untuk mempertahankan kemajuan teknologi industri dan kenyamanan hidup.
Berdasarkan rumusan masalah yang diangkat, maka berikut ini kami paparkan bentuk antropogenik penggunanan CFC yang berpengaruh terhadap perubahan iklim. Antropogenik penggunaan CFC yang dimaksud dalam hal ini adalah perilaku negativ masyarakat dalam menggunakan CFC secara berlebihan atau menggunakan CFC dalam hal-hal yang tidak penting, bahkan sebagian masyarakat seolah sudah merasa dimanjakan oleh CFC tanpa memahami efek negativ yang ditimbulkan.
Parfum merupakan zat pewangi yang digunakan sebagai pengharum badan. Parfum seperti yang biasa kita pakai merupakan pembunuh nomor satu bagi kita. Parfum merupakan satu dari beberapa bahan yang yang mengandung CFC (ChloroFluoroCarbon). CFC yaitu zat yang merubah ozon menjadi oksigen. Jika tidak ada ozon maka sinar ultra violet yang masuk kebumi tidak dapat dicegah lagi. Pemicu dampak selanjutnya dari penipisan ozon yaitu pemanasan global. Selain parfum ada juga AC, kulkas, pembuatan busa, bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik. Namun dari semua pemakaian tersebut, parfum memiliki potensi yang paling besar dalam menghasilkan CFC.
 Dapat dikalkulasikan, hampir semua remaja, anak-anak bahkan orang tua memakai parfum. Apa yang akan terjadi terhadap ozon kita? Satu molekul parfum dapat menghilangkan kira-kira 100.000 molekul ozon di atmosfer dan dapat bertahan disana 50 sampai 100 tahun. Hal ini tentu akan berdampak buruk bagi kelangsungan makhluk hidup dibumi ini. Dampak yang kita rasakan yaitu ketika hari mendung maka udara akan terasa panas, tidak sejuk. Hal ini merupakan dampak dari penipisan ozon yang tak mampu lagi menghalangi sinar ultraviolet yang masuk. Para ahli kesehatan mengungkapkan bahwa manusia yang terpapar sinar Ultra Violet B & C dengan intensitas yang tinggi bisa terkena penyakit kanker kulit, katarak mata, hingga penurunan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, sebaiknya kita mulai sekarang meminimalisir penggunaan parfum yang menggunakan CFC, begitu pula dengan peralatan yang sejenisnya.

C. Peran Strategis Indonesia Meminimalisir Penggunaan CFC
Pada Protokol Montreal bulan September 1987, dicapai kesepakatan Internasional guna melindungi lapisan ozon. Kesepakatan itu antara lain produksi dan penggunaan CFC-11, CFC-12, CFC-113, CFC-114, halon, karbon tetraklorida, dan metil kloroform harus dihentikan, kecuali untuk penggunaan khusus. Selain itu, industri diharapkan mengembangkan bahan pengganti CFC yang bersahabat dengan ozon (ozone-friendly). Protokol Montreal ini ditandatangani oleh 41 negara termasuk Indonesia dan sekarang ini Indonesia berencana untuk melarang impor metil bromida dan CFC yang merupakan BPO (Bahan Perusak Ozon), mulai 1 Januari 2008, atau dua tahun lebih cepat dari tenggang waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk penghapusan CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil bromida.
 Masyarakat  Indonesia sendiri mempunyai peran penting dalam menghadapi perubahan iklim dunia. Pola hidup masyarakat yang kurang bersahabat dengan lingkungan sekitar, dapat mengakibatkan perubahan iklim yang tidak wajar atau dengan kata lain tidak sesuai dengan kondisi iklim yang normal pada umumnya.
Peran serta masyarakat Indonesia yang sangat bermanfaat dalam memberi kontribusi positif dalam perubahan iklim sekarang ini kaitannya dengan antropogenik penggunaan CFC  dapat ditempuh sebagai berikut;



1.   Tinggalkan semua produk yang menghasilkan CFC

Seperti yang kita ketahui CFC mempunyai andil yang sangat besar dalam perubahan iklim dunia sekarang ini. CFC yang berlebihan di udara akan mempercepat penipisan ozon, jadi alangkah baiknya jika kita meninggalkan produk-produk yang menghasilkan CFC, atau setidaknya meminimalisir pemakaian produk yang menghasilkan CFC, sebagai sumbangsi kita untuk mengendalikan  global warming
2. Segera di pikirkan atau di rancang peralatan yang non CFC
Dewasa ini mungkin sangat susah bagi sebagian masyarakat untuk meninggalkan pendingin ruangan, lemari es, dan kaleng-kaleng aerosol (parfum spray), pada hal disisi lain peralatan tersebut berdampak negatif bagi lingkungan. Oleh karenanya kita sebagai sang khilafah di muka bumi, di tantang untuk bagaimana mengubah atau memodifikasi peralatan yang sangat bermanfaat bagi kehidupan namun sangat mengancam lingkungan dengan CFC yang di hasilkannya, menjadi peralatan non CFC atau tidak lagi memproduksi CFC agar peralatan tersebut dapat tetap kita gunakan.

3. Gerakan Remaja anti CFC
Salah satu penyumbang CFC adalah parfum aerosol (spray) yang menggunakan CFC sebagai zat pendorongnya.
Menginjak masa remaja di sinilah kita banyak menggunakan parfum karena adanya perubahan hormon yang apa bila kita melakukan banyak kegiatan akan menyebabkan bau badan. Pada masa remaja juga terjadi yang namanya puber di mana mulai muncul ketertarikan antara lawan jenis. Otomatis seorang remaja harus tampil penuh pesona agar dapat menarik perhatian lawan jenis dan salah satu caranya dengan menggunakan parfum.
Beranjak dari fenomena di atas kita harus melakukan sosialisasi di kalangan remaja, agar remaja mengetahui di balik keharuman yang mereka dapatkan dari parfum spray menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Sosialisasi tersebut diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada remaja serta masyarakat umumnya untuk meninggalkan atau menghentikan penggunaan parfum.
Kalaupun belum bisa meninggalkan parfum, maka cara yang bisa ditempuh adalah ; pertama  gunakanlah parfum seperlunya saja, tidak berlebihan dalam pemakaiannya. Jika hal ini dilakukan oleh setiap manusia maka dapat dibayangkan penipisan lapisan ozon dapat dikurangi dengan cepat. Kedua, sebisa mungkin gunakan parfum non alkohol. Parfum non alkohol merupakan parfum yang tidak mudah menguap dan dapat bertahan dibaju beberapa hari. Parfum non alkhohol dapat dengan jelas dibedakan dengan parfum berakholol. Harga Parfum non alkhohol 1 cc saja paling murah Rp. 1000,- sedangkan parfum berakohol 100 cc hanya dihargai Rp. 10.000,- paling mahal.

4. Menebus CFC
Sebagian orang tidak mengetahui bahwa peralatan yang di gunakan selama ini yang mengandung CFC memberi sumbangsi besar terhadap perubahan iklim namun dengan adanya karya tulis ini yang memberi informasi seputar CFC.dapat membuat kita sadar dan membuat kita menjauhi CFC.
Muncul suatu persepsi bahwa kita terlambat mengetahui hal tersebut.jadi apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, kita telah melakukan kesalahan besar, namun kesalahan besar tersebut dapat kita tebus. Nasi yang sudah menjadi bubur dapat kita jadikan bubur menado atau lain sebagainya, asalkan belum hangus. Begitu pula dalam persoalan ini CFC yang telah kita gunakan asalkan belum sampai membocorkan lapisan ozon maka masih ada jalan bagi kita untuk menebus kesalahan tersebut. Yaitu dengan menjauhi produk-produk yang menghasilkan CFC, dan menanam pohon sebagai permintaan maaf atau taubat kita pada bumi ini.


BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan dan hasil kajian di atas dapat di simpulkan sebagai berikut.
a.       Kondisi iklim dunia sekarang semakin memprihatinkan hal ini di sesuai dengan laporan PBB,  Dari  bencana yang terjadi dalam beberapa tahun ini adalah akibat dari perubahan iklim dan pemanasan global. Bencana banjir merupakan bencana yang paling banyak terjadi dan menewaskan ribuan orang dari berbagai negara setiap tahun. Bencana banjir, terjadi karena curah hujan ekstrem akibat gangguan cuaca. Bencana  kekeringan yang mengakibatkan kelangkaan air dan gagal panen yang sedang marak sekarang juga merupakan akibat gangguan cuaca.
b.      Antropogenik penggunaan CFC  menyumbang 15% terjadinya efek rumah kaca yang berakibat kenaikan suhu bumi atmosfer. Bahaya penggunaan CFC bagi lingkungan baru diketahui tahun 1974 dengan hipotesa penipisan lapisan ozon, CFC di lapisan stratosfer akan melepaskan khlorin karena terkena sinar matahari. Khlorin selanjutnya bereaksi dengan ozon membentuk khlorin monoksida (ClO) dan oksigen, namun ClO akan terurai lagi melepaskan khlorin, selanjutnya proses penguraian ozon ini terjadi berulang sampai lebih 10.000 kali.
c.       Peran strategis Indonesia dalam meminimalisir penggunaan CFC yaitu sekarang ini Indonesia berencana untuk melarang impor  metil bromida dan CFC yang merupakan BPO (Bahan Perusak Ozon), mulai 1 Januari 2008, atau dua tahun lebih cepat dari tenggang waktu yang ditargetkan Protokol Montreal untuk penghapusan CFC di negara-negara berkembang, dan tujuh tahun lebih cepat untuk penghapusan metil bromida. Secara praktis masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi meminimalisir penggunaan CFC dengan melakukan upaya-upaya  sebagai berikut ; tinggalkan semua produk yang menghasilkan CFC, segera dipikirkan atau di rancang peralatan yang non CFC, gerakan Remaja anti CFC, dan menebus CFC

B. Saran-saran
            Berdasarkan kesimpulan di atas maka kami menyarangkan sebagai berikut:
1. Untuk pemerintah dan pihak industry, agar tidak membuat produk-produk yang mengandung CFC karena dapat merusak lapisan ozon dan menyebabkan perubahan iklim.
2. Untuk masyarakat, agar tidak menggunakan produk-produk yang menggunakan  CFC yang dapat menyebabkan kerusakan alam dan perubahan iklim.
3. Untuk para pelajar, agar mempelajari dampak-dampak buruk penggunaan CFC dan memikirkan suatu alat yang dapat membuat produk yang non CFC.














DAFTAR PUSTAKA
Brown, Lester R.1998. Masa Depan Bumi. Jakarta: Yayasan obor Indonesia.
Echols, John M. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia : Jakarta.
Milla, sihabul. 2008. Bioteknologi Dalam Pengolahan Lingkungan. Bandung: Artha rivera.
Purba, Michael. 2007. Kimia untuk SMA kelas X. Jakarta: Erlangga
Rusbiantoro, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. Yogyakarta: O2.
Wahyudin. 2006. Bumi dan Ruang Angkasa. Jakarta: Armandelta.
http://groups.yahoo.com/group/skima/mess…                     






RIWAYAT PENULIS
 Ahmad Zulkarnain adalah nama lengkap penulis, penulis biasa di panggil Nain. Penulis lahir di Ujung Pandang,tanggal 20 April 1993 penulis adalah anak dari pasangan Wasib S.Sos dan Sitti Ammani, SE. Penulis tinggal di desa Mandalle, Kecamatan Mandalle Kab. Pangkajene dan kepulauan
Penulis mengawali pendidikan di TK Politani Pangkep dan tamat pada tahun 1998, setelah itu penulis melanjutkan Studi di SD negeri 20 Mandalle dan tamat pada tahun 2005, lalu penulis malanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Mandalle dan selesai pada tahun 2008, kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Segeri sekarang duduk di kelas XI IPA1.
Di SMA 1 Segeri penulis mengikuti beberapa organisasi di antaranya sebagai ketua OSIS SMA 1 Segeri Masa bakti 2009/2010, anggota IRM, dan anggota KIR SMA 1 Segeri.penulis juga mengukir beberapa prestasi seperti: Juara III lomba karya tulis ilmiah tingkat SMA Se-Sulawesi-selatan, peserta lomba duta karang COREMAP II Kab.Pangkep, Purna paskibra Kec.Segeri, dan peserta Diklat jurnalistik abu-abu tingkat SMA/SMK/MA se-Sulselbar.
Dan pada tahun 2009 penulis membuat karya ilmiah yang berjudul Menyelamatkan ikan melalui konservasi terumbu karang, Sinergitas siswa dan masyarakat terhadap pelestarian flora dan fauna wilayah pesisir, Populasi dan pertumbuhan pohon pinus di Malino dan tahun 2010 membuat karya ilmiah yang berjudul Antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim dan solusinya.




RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap Erwin R biasa dipanggil Wiwin, sekarang berdomisili di Cempae, Kel.Segeri,  Kec.Segeri, Kab.Pangkep. Penulis lahir di Segeri pada tanggal 04 Agustus 1993 merupakan anak dari pasangan suami istri Muh.Ridwan dan Erni Syam. Penulis bercita-cita ingin jadi manusia yang bermanfaat terhadap sesama.
Penulis mengawali pendidikan di TK Pertiwi Segeri dan tamat pada tahun 1998, setelah itu penulis melanjutkan Studi di SD negeri 3 Takku dan tamat pada tahun 2005 , lalu penulis malanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Segeri dan selesai pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Segeri.
Di SMA 1 Segeri penulis duduk di kelas XI IPA1 dan bergabung dalam beberapa organisasi seperti: KIR (Kelompok Ilmiah Remaja), OSIS,dan CC (chymestry club). Penulis juga mangukir beberapa prestasi di antaranya: Peserta lomba karya tulis ilmiah COREMAP II Kab. Pangkep, juara harapan II lomba KTI tingkat SMA Se-Sulawesi selatan dan juga sebagai peserta OSN (olimpiade sains Nasional) kab.Pangkep tahun 2010
Dan pada tahun 2009 penulis membuat karya ilmiah yang berjudul Urgensi siswa pencinta bahari, urgensi komunitas siswa pencinta bahari terhadap perlindungan flora dan fauna wilayah pesisir, khasiat dibalik daun teh. Dan pada tahun 2010 penulis membuat karya ilmiah yang berjudul   Antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim dan solusinya.



RIWAYAT PENULIS
Penulis bernama lengkap Firdhayanty biasa dipanggil Firdha, sekarang berdomisili di Mandalle Kec.Mandalle Kab.Pangkep. Penulis lahir di Pangkep pada tanggal 24 Desember 1994 merupakan anak dari pasangan suami istri Demparukka dan A. Sudarman
Penulis mengawali pendidikan di  SD negeri 20 Mandalle dan tamat pada tahun 2006,lalu penulis malanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Mandalle dan selesai pada tahun 2009,dan kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri 1 Segeri dan duduk di kelas Xb
Di SMA 1 Segeri penulis duduk di kelas Xb dan bergabung dalam beberapa organisasi seperti: KIR (Kelompok Ilmiah Remaja), dan CC (chymestry club). Pada tahun 2010 penulis membuat karya ilmiah dengan judul  Antropogenik penggunaan CFC terhadap perubahan iklim dan solusinya.